by Mushlihin
http://al-quran.mushlihin.com
Nuzul dalam kamus lisan al-Arab berarti (al-hulul) berdiam atau tinggal. Penggunaan Nuzul itu sendiri mengandung dua pengertian. Pertama, berarti tinggal disuatu tempat dan berdiam atau beristirahat ditempat itu. Kedua, berarti turunnya sesuatu dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah.
Sedangkan makna al-Qur’an secara bahasa banyak diperselisihkan oleh para ulama, ada yang mengatakan Musytaq dan ada yang mengatakan Jamid.
Rangkaian dua kata tersebut yang terdiri dari susunan idhofah memberikan pemahaman bahwa yang dimaksudkannya adalah turunnya al-Qur’an sendiri. Akan tetapi kata sebahagian ulama khalaf: kebanyakan orang telah menafsirkan Nuzul pada beberapa tempat dalam al-Qur’an bukan dengan maknanya yang terkenal, lantaran kesamaran yang terjadi bagi mereka ditempat-tempat itu, lalu menjadilah tafsiran mereka hujjah bagi orang yang menafsirkan Nuzul al-Qur’an itu dengan tafsir mutakallimin.
Diantara mereka ada yang mengatakan, bahwa yang dikehendaki dengan menurunkan al-Qur’an ialah melahirkan dari tempat yang tertinggi, kemudian malaikat Jibril menurunkannya dari tempat tersebut, dan diantara mereka ada yang berkata, yang dikehendaki dengan menurunkan al-Qur’an ialah memberitahu kepada malaikat, sehingga mereka paham, kemudian mereka membawa turun apa yang telah mereka pahamkan itu.
Hakikat keadaan turun yang terdapat dalam kitab Allah ada tiga macam: Pertama, turun yang ditegaskan bahwa dia itu diturunkan dari Allah. Kedua, turun yang ditegaskan bahwa dia itu diturunkan dari langit. Ketiga, turun yang tidak dikaitkan dengan turunnya dari Allah dan tidak pula dikaitkan dengan turunnya dari langit. Ketiga pernyataan tersebut semuanya bisa kita temui dalam al-Qur’an.
Pertama, firman Allah dalam surah Al-An’am, ayat 114:
“Bahwa al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenar-benarnya, maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu”.
Kedua, firman Allah dalam surah Al-Hijr, ayat 22:
“Dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”.
Ketiga, firman Allah dalam surah Al-Fath, ayat 4:
“Dialah (Allah) yang telah menurunkan ketenangan kedalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang telah ada).
No comments:
Post a Comment